PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manisan buah adalah
buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu. Manisan
biasanya dimakan sebagai hidangan pelengkap
untuk merangsang nafsu makan. Teknologi membuat manisan merupakan salah satu
cara pengawetan makanan
yang sudah diterapkan sejak dahulu kala. Perendamanan
manisan akan membuat kadar gula dalam buah meningkat dan kadar airnya
berkurang. Keadaan ini akan menghambat pertumbuhan mikroba perusak
sehingga manisan buah akan lebih tahan lama dan lebih awet ( wikipedia, 2012 ).
Manisan juga
dibuat dengan alasan memperbaiki cita rasa buah yang tadinya masam menjadi manis .Setelah
berkembang menjadi komoditas, manisan mulai diolah dan diproduksi dengan
berbagai tambahan bahan –bahan yang membuat manisan itu menarik, seperti pemutih, pengenyal, pengering, atau gula buatan. Ada
tiga jenis manisan, yaitu manisan basah, manisan kering, dan acar.
Pohon aren
dapat berbuah , buahnya bergelantung di pohonnya. Bentuk buahnya bulat atau
lonjong dengan ujungnya ke dalam. Jika buah aren yang belum terlalu matang
dipotong akan terlihat bijinya yang kenyal berwarna bening.
Pada saat buah masih muda dengan
kulit luarnya berwarna hijau, biji aren mempunyai tekstur yang lembek dan
berwarna bening, kulitnya berwarna kuning dan tipis, bentuk bijinya lonjong
biji muda inilah yang dinamakan kolang kaling.
Kolang
kaling banyak digunakan sebagai bahan campuran beraneka jenis makanan atau
minuman misalnya : manisan, kolak, ronde, roti, minuman kaleng, es campur dan
bajigur. Sekarang muncul pula aneka produk makanan baru yang menggunakan kolang
kaling sebagai bahannya seperti kolang kaling genji, kolang kaling mania,
kolang kaling berjuruh. Kolang kaling selain dapat dimanfaatkan untuk bahan
aneka makanan dan minuman, kandungan seratnya juga baik untuk kesehatan. Serat
kolang kaling dan serat dari bahan makanan lain yang masuk ke dalam tubuh
menyebabkan proses pembuangan air besar teratur sehingga dapat mencegah
kegemukan atau obesitas.
Kolang-kaling
yang berwarna putih kenyal seperti agar-agar banyak digunakan sebagai bahan
campuran es buah (se campur), bajigur, sirup, kolak, manisan atau makanan
ringan lainnya. Jika disimpan dalam waktu yang cukup lama kolang-kaling segar
akan cepat berlendir, untuk pencegahannya dilakukan pernggantian air remdamnya.
Akan tetapi untuk lebih memperpanjang masa simpannya dapat dilakukan peremdaman
dengan air gula. Salah satu produk olahan dari Kolang-kaling ialah dengan cara
pengawetan dalam air gula dikenal sebagai manisan kolang kaling, baik itu manisan
yang basah maupun yang kering.
Tujuan
Percobaan
-
Mengetahui cara
pembuatan manisan kolang-kaling.
-
Mengamati mutu
manisan pada secara organoleptik berdasarkan warna, aroma, rasa dan tekstur.
TINJAUAN PUSTAKA
Kolang kaling adalah endosperm biji buah
aren yang berumur setengah masak setelah melalui proses pengolahan. Setelah diolah menjadi kolang kaling, maka
benda ini akan menjadi lunak, kenyal, dan berwarna agak bening. Kolang kaling
merupakan komoditas untuk pembuatan makanan dan minuman yang sudah banyak kita
kenal, misalnya: minuman ronde, kolak, atau dimasak dengan bumbu gula dan zat
aroma serta diberi pewarna untuk dimakan langsung atau dirangkai dengan tusuk
lidi seperti sate. Kolang kaling mempunyai nilai ekonomi karena sekarang ini
masih banyak digemari orang (Sunanto, 1990 ).
Pembuatan manisan buah terutama
meliputi peresapan lambat dengan sirup sampai kadar gula di dalam jaringan
cukup tinggi sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroba pembusuk. Proses
pembuatan dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga buah tidak lunak dan
menyerupai jam atau menjadi liat. Perlakuan buah-buahan dengan sirup berkadar
gula yang menaik akan didapat hasil yang dikehendaki. Buah-buahan yang
diawetkan dalam asam sulfit harus disegarkan kembali atau dicuci dalam air
panas (Desrosier, 1988).
Gula terlibat dalam pengawetan dan
pembuatan aneka ragam produk-produk makanan. Beberapa diantaranya yang biasa
dijumpai adalah termasuk selai, jeli, marmalade, sari buah, sirup buah-buahan,
buah-buahan bergula, umbi dan kulit, buah-buahan beku dalam sirup, acar manis
dan madu. Walaupun gula sendiri mampu untuk memeberi stabilitas mikroorganisme
pada suatu produk makanan jika diberikan dalam konsentrasi yang cukup (diatas
70% padatan terlarut biasanya dibutuhkan), ini pun umum bagi gula untuk dipakai
sebagai salah satu kombinasi dari teknik pengawetan bahan pangan. Kadar gula
yang tinggi bersama dengan kadar asam yang tinggi, perlakuan dengan
pasteurisasi secara pemanasan, penyimpanan dengan suhu rendah, dehidrasi dan
bahan-bahan pe ngawet kimia (seperti asam benzoat) merupakan teknik-teknik
pengawetan pangan yang penting (Buckle, dkk, 1987).
Pengeringan pada
dasarnya bertujuan untuk mengeluarkan air dengan cara pemanasan sedemikian
rupa, sampai mencapai kadar air tertentu. Dengan sangat terbatasnya kadar air,
akan menyebabkan enzim-enzim tidak aktif dan mikroorganisme tidak dapat tumbuh.
Pertumbuhan jasad mikroorganisme umumnya dapat dihambat dan dimatikan. Karena
mikroorganisme seperti organisme hanya dapat hidup dan melangsungkan
pertumbuhannya pada bahan dengan kadar air tertentu. Proses pengeringan dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengeringan alami dan pengeringan buatan. Proses
pengeringan secara alami yaitu suatu proses kehilangan air yang disebabkan oleh
kekuatan alam, seperti sinar matahari. Sementara pengeringan buatan yaitu
proses kehilangan air dengan menggunakan alat-alat pengering (Hudaya dan
Daradja, 2000 ).
BAHAN DAN METODE
Bahan :
-
Kolang-kaling
-
Gula
-
Garam
Alat :
-
Pisau stainless steel
-
Panci stainless steel
-
Kompor
-
Stoples kaca
-
Baskom
-
Telenan
-
Piring
-
Tapisan
Prosedur Percobaan :
1. Dicuci
kolang-kaling hingga bersih, kemudian diblansing dengan cara dimasukkan ke
dalam air mendidih selama 15 menit lalau ditiriskan.
2. Ditambahkan
pewarna makanan pada kolang-kaling agar menambah daya tarik dengan cara
merendam dalam larutan pewarna, lalu diaduk merata, didiamkan sebentar lalu
ditiriskan.
3. Direndam
kolang-kaling dalam larutan air garam selama 15 menit, lalu diangkat dan
ditiriskan.
4. Dimasukkan
kolang-kaling dalam suatu wadah stoples dan ditambahkan larutan gula
konsentrasi 60 %, dilakukan perendaman selama 24 jam.
5. Dipanaskan
campuran kolang-kaling dan larutan gula sambil diaduk-aduk selama 20 menit.
6. Disimpan
manisan kolang-kaling dalam lemari es, bila ingin mendapat manisan
kolang-kaling kering langkah selanjutnya adalah dengan cara mengeringkan dalam
oven atau dibawah sinar matahari.
7. Dilakukan
uji organoleptik terhadap warna, rasa, aroma dan tekstur.
8. Dilakukan
pangawasan KVC dan TA dari manisan pada awal hari dan akhir hari.
9. Dilakukan
penghitungan dengan rumus :
Berat contoh
Berat
Contoh x 1000 x valensi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Terlampir
Perhitungan
Dik
: - ml titrasi NaOH = 0,3 ml -Berat contoh= 10 gr
-ml titrasi iodin 0,01 N = 0,7 ml -N NaOH = 0,01
-Fp =
100/10 = 10 -Valensi = 2
-BM asam dominan = 134
Dit
: KVC dan Total Asam
Penyelesaian
KVC = ml titrasi x 0,88 x FP x 100
Berat
contoh
=
0,7 ml x 0,88 x 10 x 100
10
=
616 = 61,6 mg/ 100 gr berat
contoh
10
TA =
ml titrasi NaOH x N NaOH x BM asam dominan x FP x 100 %
Berat contoh
x 1000 x Valensi
= 0,3 ml x
0,01 x 134 x 10 x 100 %
10 x 1000 x 2
=
0,0201
Ket
: KVC = Kadar Vitamin C
TA =
Total Asam
Pembahasan
Manisan adalah
buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu. Teknologi
membuat manisan merupakan salah satu cara pengawetan makanan
yang sudah diterapkan sejak dahulu kala. Manisan kering adalah
manisan yang diperoleh setelah buah ditiriskan kemudian dijemur sampai kering.
Manisan kering memiliki daya simpan yang lebih lama, kadar air yang lebih
rendah, dan kadar gula yang lebih tinggi. Manisan kering biasanya dibuat dari buah
yang teksturnya lunak .
Tujuan
dari perendamanan
manisan akan membuat kadar gula dalam buah meningkat dan kadar airnya
berkurang. Keadaan ini akan menghambat pertumbuhan mikroba perusak
buah sehingga buah akan lebih tahan lama.
Kolang kaling adalah endosperm biji
buah aren yang berumur setengah masak setelah melalui proses pengolahan. Setelah diolah menjadi kolang kaling, maka
benda ini akan menjadi lunak, kenyal, dan berwarna agak bening. Kolang kaling
merupakan komoditas untuk pembuatan makanan dan minuman yang sudah banyak kita
kenal, misalnya: minuman ronde, kolak, atau dimasak dengan bumbu gula dan zat
aroma serta diberi pewarna untuk dimakan langsung.
Mekanisme gula sebagai
pengawet adalah sebagai berikut :
1.
Bersifat higroskopis
2.
Dapat menurunkan
kelarutan O2 dalam bahan pangan sehingga dapat awet
3.
Menurunkan tekanan
osmosis
Mekanisme garam sebagai pengawet adalah
sebagai berikut :
1.
Bersifat higroskopis
2.
Dapat menurunkan
kelarutan O2 dalam bahan pangan sehingga dapat awet
3.
Menurunkan tekanan
osmosis
4.
Bersifat
racun terhadap mikroorganisme bila garam sudah terurai .
Faktor
yang mempengaruhi pengeringan adalah :
-
Suhu
-
Waktu
-
Ketebalan/luas
permukaan bahan
Dalam
pembuatan manisan kolang kaling ini dilakukan perendaman kolang kaling dalam
larutan natrium bisulfit 1500 ppm. Proses ini dikenal dengan sulfurisasi.
Tujuan dari sulfurisasi ini adalah untuk mempertahankan warna, cita rasa, menghambat
proses pencokelatam, serta bersifat antioksidan dan pereduksi racun.
Kolang-kaling memiliki
kadar air sangat tinggi, hingga mencapai 93,8% dalam setiap 100 gram-nya.
Kolang kaling juga mengandung 0,69 gram protein, empat gram karbohidrat, serta kadar
abu sekitar satu gram dan serat kasar 0,95 gram. Selain memiliki rasa yang
menyegarkan, mengkonsumsi kolang kaling juga membantu memperlancar kerja
saluran cerna manusia. Kandungan karbohidrat yang dimiliki kolang kaling bisa
memberikan rasa kenyang bagi orang yang mengkonsumsinya, selain itu juga
menghentikan nafsu makan dan mengakibatkan konsumsi makanan jadi menurun,
sehingga cocok dikonsumsi sebagai makanan diet.
KESIMPULAN
1. Manisan adalah
buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu.
2. Pengawet
yang digunakan dalam pembuatan manisan ini adalah gula.
3. Kadar
Vitamin C dari kolang kaling yang diolah ialah 61,6 mg/ 100 gr berat contoh.
4. Total
Asam dari kolang-kaling yang diolah ialah 0,0201 %.
5.
Kolang-kaling memiliki kadar air sangat
tinggi, hingga mencapai 93,8% dalam setiap 100 gram-nya. Kolang kaling juga
mengandung 0,69 gram protein, empat gram karbohidrat, serta kadar abu sekitar
satu gram dan serat kasar 0,95 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle,
dkk, 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Desrosier, N, 1988. Teknologi Pengawetan
Pangan. Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Diakses
dari http ://id.wikipedia.com [Rabu, 5 Desember 2012] [20:10WIB].
Hudaya,S,
dan Daradja, S, ST, 2000. Dasar-dasar Pengawetan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.
Sunanto, P, 1990. Budidaya Pohon Aren.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Makasih ya atas sharenya sangat bermanfaat sekali
BalasHapusManfaat kolang kaling